MAKALAH : PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

 

Kata pengantar

 

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat di tulis hingga selesai .Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Makalah berjudul “Pendidikan Anak Usia Dini” ini di tulis dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah bahasa indonesia. Dalam penulisan makalah ini , penulis mendapat  bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terimakasih pada :

·        Bapak, Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM. Selaku Rektor Institut Agama Islam Negri Jember.

·        Bapak, Dr. H. Mundir, M. Pd,I . Selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

·        Bapak, Suparwoto Sapto Wahono, M.Pd. Selaku Kepala Prodi Tadris Bahasa Inggris

·        Ibu, Dra. ST. Mislikhah, M.Ag selaku dosen pembimbing, saran, motivasi dalam penulisan makalah ini.

            Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
            Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca makalah ini.
                                                                                       Jember, Mei 2018


                                                                                              
Penulis

 

Daftar Isi

BAB I

 

PENDAHULUAN

 

 

1.1.    Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memanusiakan manusia. Artinya melalui proses pendidikan diharapkan terlahir manusia-manusia yang baik. Standar manusia yang “baik” berbeda antar masyarakat, bangsa atau negara, karena perbedaan pandangan filsafah yang menjadi keyakinannya. Perbedaan filsafat yang dianut dari suatu bangsa akan membawa perbedaan dalam orientasi atau tujuan pendidikan.

Laporan UNDP (United Nations Development Programs)  tentang Human Development Index (HDI) pada tahun 2002 Indonesia menempati peringkat 110 dari 173 negara dan 111 pada tahun 2004, jauh di bawah negara ASEAN lainnya seperti Malaysia (59), Philipina (77), Thailand (70).Hasil penelitian The Third International Mathematics and Science Study Repeat tahun 1999, kemampuan siswa Indinesia di bidang IPA berada di urutan ke 32 dari 38 negara yang diteliti dan di bidang matematika berada di urutan ke 34 dari 38 negara yang diteliti. Berdasarkan Piramida pendidikan Depdiknas tahun 1999/2000, yaitu rendahnya kualitas calon siswa didasarkan pada suatu kenyataan bahwa selama ini perhatian kita terhadap pendidikan anak usia dini masih sangat minim.

Landasan hukum terkait dengan pentingnya PAUD tersirat dalam :

  • Amandemen UUD pasal 28b ayat 2, yaitu : negara menjamin kelangsungan hidup, pengembangan dan perlindungan anak terhadap eksploitasi dan kekerasan.
  • Keppres No. 36 tahun 1990, Konvensi Hak Anak, kewajiban negara untuk pemenuhan hak anak.
  • UU No. 20/2003 tentang sistem Pendidikan Nasional
  • PP No.27/1990 tentang pendidikan Prasekolah
  • PP No.39/1992 mengenai Peran Serta Masyarakat dalam Pendidikan Nasional

Hasil penelitian menyebutkan, seorang bayi yang baru lahir memiliki kurang lebih 100 miliar sel otak. Ini menunjukkan selama 9 bulan masa kehamilan, paling tidak setiap menit dalam pertumbuhan otak diproduksi 250 ribu sel otak. Setiap sel otak saling terhubung dengan lebih dari 15 ribu simpul elektrik kimia yang sangat rumit sehingga bayi yang berusia 8 bulan pun diperkirakan memiliki biliunan sel saraf di dalam otaknya. Sel-sel saraf ini harus rutin distimulasi dan didayagunakan supaya terus berkembang jumlahnya.

Pada usia rawan saat anak mulai banyak bergerak, yaitu usia 6 bulan, angka kecelakaan dapat berkurang sebanyak 80% bila mereka diberi rangsangan dini. Pada umur 3 tahun, anak-anak akan mempunyai IQ 10 sampai 20 poin lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak pernah mendapat stimulasi.  Pada usia 12 tahun, mereka tetap memperoleh prestasi yang baik dan pada usia 15 tahun, tingkat intelektual mereka semakin bertambah.

 

1.2. Rumusan masalah

1. Apakah yang dimaksud pendidikan anak usia dini?

2. Apakah tujuan pendidikan anak  usia dini?

3. Bagaimana metode pendidikan anak usia dini?

1.3 Tujuan makalah

1.      Untuk menjelaskan pendidikan anak usia dini

2.      Untuk menjelaskan tujuan penidikan anak usia dini

3.      Untuk menjelaskan apa saja metode pendidikan anak usia dini

 

 

 

 

BAB II

 

PEMBAHASAN

 

2.1. Pengertian pendidikan anak usia dini

Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani proses perkembangan dengan pesat. Anak usia dini berapa pada usia 0-6 tahun. Pada proses ini anak usia dini mengalami perkembangan dan pertumbuhan dengancepat dalam berbagai aspek . Proses  pembelajaran anak usia dini disesuaikan dengan tiap tahap perkembangan anak.

Pendidikan bagi anak usia dini adalah upaya pemberian stimulasi,bimbingan, an kegiatan pembelajaran yang menghasilkan kemampuan an keterampilan pada anak. Pendidikan pada tahap ini memfokuskan pada fisik, kognitif, emosi dan sosial.

Secara umum Pendidikan Anak Usia Dini merupakan  suatu upaya pembinaan yang dilakukan  melalui pemberian rangsangan pada anak sejak lahir sampai dengan berusia 6 tahun. Menurut Depdiknas (2004:4) “ pendidikan anak usia dini di selenggarakan bagi anak sejak lahir sampai usia enam tahun, yang di lakukan melalui pembnerian rangsangan pendiikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan, jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.

Pendidikan pada usia ini asarnya meliputi seluruh upaya yang dilakukan pendidik dan orang tua dalam proses perawatan dan pengasuhan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman dengan cara mengamati,meniru yang berlangsung secra berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi kecerdasan anak. Contoh : jika anak dibiasakan  untuk berdoa sebelum  melakukan sesuatu baik di rum ah maupun di sekolah  dengan cara yang mudah,sedikit demi sedikit pasti anak terbiasa unyuk berdoa walau tidak di dampingi.

Orang tua Sebagai Guru Pertama,kegiatan dan proses pendidikan dapat terjadi dalam tiga lingkungan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiga lingkungan ini harus bekerja sama dan saling mendukung untuk hasil yang maksimal dalam membentuk kepribadian seorang anak yang baik dan sholeh.

            Orang tua, ibu khususnya karena seorang ibu yang biasanya punya banyak waktu bersama anak dirumah, bisa menjadi guru yang baik bagi anak-anaknya, jika seorang ibu mampu mengarahkan, membimbing dan mengembangkan fitrah dan potensi anak secara maksimal pada tahun-tahun pertama kelahiran anak dimana anak belum disentuh oleh lingkungan lain, dalam artian anak masih suci.

            Proses kehidupan dalam sebuah keluarga adalah proses belajar pertama bagi anak sebelum mereka hidup dalam lingkungan yang lebih luas yaitu sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu seharusnya setiap orang tua harus mampu memanfaatkan masa-masa ini untuk mengembangkan potensi anak untuk membentuk pribadi yang sempurna.
            Selanjutnya agar fitrah dan potensi anak semakin berkembang dan terarah, yang mungkin dalam hal ini orang tua punya keterbatasan, anak mendapatkan bimbingan dan arahan dari guru disekolah sebagai lembaga pendidikan secara formal. Disini anak di didik dan dibimbing oleh seorang guru, dan anak berinteraksi dengan teman sebaya..
            Tugas guru disini membantu orang tua untuk membimbing dan mengembangkan potensi anak agar lebih terarah. Sekali lagi sifatnya hanya membantu, semaksimal apapun usaha yang dilakukan seorang guru tanpa bantuan dari orang tua hasilnya sia-sia. Karena waktu guru bersama anak dan orang tua bersama anak berbanding 25% dan 75%.

Setelah orang tua dibantu oleh guru disekolah, selanjutnya anak akan masuk pada lingkungan sosial yaitu masyarakat. Kematangan anak untuk masuk pada lingkungan masyarakat tidak terlepas dari peran orang tua. Tentunya orang tua telah mempersiapkan anaknya untuk memasuki lingkungan masayarakat, disekolah juga anak telah belajar hidup bersosial dengan adanya interaksi antara anak yang satu dengan yang lainnya.

 (Isjoni,2014: 33) “PAUD memegang peranan penting dan menetukan bagi sejarah perkembangan anak selanjutnya, sebab PAUD  merupakan fondasi  bagi dasar kepribadian anak. Anak yang mendapat bimbingan sejak dini akan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental”.

Di tinjau dari otak manusia, maka tahap perkembangan otak paa usia ini menempati posisi yang vital, yakni mencapai 80% perkembangan otak. Bayi lahir telah mencapai perkembangan otak 25% orang dewasa. Untuk mecapai kesempuraan perkembangan otak manusia 50% di capai hinggga usia 4 tahun, 80% hingga usia 8 tahun dan selebihnya diproses hingga anak berusia 18 tahun. demikian kondisi mendung tidak selamanya berarti hujan. Artinya kalaupun kondisi dan pengalaman hidup di masa kanak-kanak kurang menguntungkan bukan berarti kehancuran bagi masa depannya.


2.2 Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini

            Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dalam rangka  mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik  agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan YME, berakhlak mulia,sehat,berilmu,cakap,kreatif dan menjad warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab  (UU RI No.20/2003 BAB II Pasal 3)

            Tujuan PAUD yang ini di capai adalah untuk mengembangkan  pengetahuan dan pemahaman orang tua dan guru serta pihak-pihak yang terkait. Secara khusus tujuan yang ingin dicapai adalah:

1.      Dapat mengidentifikasi perkembangan fisiologis anak usia dini dan mengaplikasikan. hasilnya  dalam perkembangan yang bersangkutan.

2.      Dapat memahami perkembangan kreativitas anak usia dini.

3.      Dapat memahami kecerdasan jamak dan kaitannya engan perkembangan anak usia dini.

4.      Dapat memahami arti bermain bagi perkembangan anak.

5.      Dapat memahami pendekatan pembelajaran  dan aplikasinya bagi perkembangan anak usia dini.

Selain itu, tujuan pendidikan anak usia dini adalah:

1.      Untuk membentuk anak indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai engan tikat perkembangannya.

2.      Untuk mebantu anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.

3.      Intervensi diri dengan memberikan rangsangan sehingga apat menumbuhkan potensi tersembunyi.

4.      Melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan terjainya gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan potensi-potensi yang dimiliki anak.

Menurut sujiono ( 2009:43) “urgensi penididikan anak usia dini berdasarkan tinjauan didaktis psikologi adalah untuk mengembangkan berbagai aspek kecerdasan yang merupakan potensi bawaan. Kecerdasan yang dimiliki oleh seorang anak  hanya akan berarti apabila dapat di erapkan alam kehiupan sehari-hari, yang di kenal dengan istilah kecakapan hidup”.

            Dalam kehidupan nyata agar seorang anak dapat bertahan hidup dan mengembangkan segala sesuatu yang ada pdaa dirinya di butuhkan suatu kemauan, kesanggupan, dan keterampilan untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Mampu berati memiliki kualifikasi yang di butuhkan bagi kehidupan di masa depan.

            Keterampilan hidup adalah keterampilan yang dapat di pelajari pada setiap tingkatan umur dan diterapkan secara umum dan mengtasi berbagai tantangan yang mungkin di temukan dalam kehidupan yang dapat menjadi bekal pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan fungsional praktis serta perubahan sikap pada seseorang. Menurut WHO, keterampilan hidup adalah perilaku positif dan adaptif yang menukung seseorang untuk efektif mengatasi tuntutan dan tantangan selama hidupnya.

            Dalam pendidikan anak usia dini yang di maksudkan dengan keterampilan hidup tidak di tekankan pada teknikal atau keterampilan vokasional melainkan diarahkan pada keterampilan yang berhubunngan dengan aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan manusia yang dapat bermanfaat dalam kehidupan seharu-hari. Contohnya, menjalankan rutinitas kehidupan yang berhubungan dengan kemanirian, antara lain dalam hal mengurus diri sendiri, makam, minum, mandi dan sebagainya.

            Hasil kajian menunjukkan , bahwa daya imajinasi, kreativitas , inovatif, an pro aktif lulusan PAUD, berbeda dengan yang tidak melalui PAUD. Oleh sebab itu, PAUD terus ditumbuh kembangkan pemerintah.ke depan sudah tidak bisa di tawar-tawar lagi lembaga ini harus di kembangkan sampai kepelosok pedesaan. Pemerintah sangat berperan, demikian pula tanggung jawab masyarakat juga sangat di harapkan.

           

Untuk itu, Sujiono (2009:45) mengatakan bahwa :

“pendidikan nilai ( living value) sangat penting untuk dikembangkan, bukan hanya i masukkan dalam bidang pengembangan perilaku melalui pembiasaan, akan tetapi harus integrasi dalam semua bidang pengembangan termasuk dalam lembaga, termasuk lewat situasi di lembaga persekolahan yang di bangun berdasarkan nilai-nilai tersebut. Itu berarti pendidikan nilai bukan hanya tugas bagi guru budi pekerti atau agama saja, tetapi tanggung jawab semua guru dan staf dan semua orang yang ada di lembaga tersebut”

            Konsep bermain sambil belajar dalam PAUD merupakan pondasi yang mengrahkan anak pada pengembangan kemampuan yang beragam. Kebijakan pemerintah akan ikut menentukan nasib anakserta kualitas anak di masa depan. Menurut Isjoni (2014: 40) “ masa depan yang berkualitas tiak datang dengan tiba-tiba, karenanya lewat PAUD kita pasang pondasi yangg kuat agar anak di kemudian hari bisa berdiri kokoh dan menjai manusia yang berkualitas”.

            Alternatif lain PAUD bisa diselenggarakan oleh kelompok perempuan di masyarakat, dengan membekali diri melalui pelatihan PAUD. Mereka bisa bergantian menjadi pendamping anak-anak PAUD. Tentu saja untuk menerapkan ide ini di perlukan inisiasi dari pemerintah untuk menyosialisasikan serta memberayakan masyarakat terutama di daerah terpencil.

            Tujuan dari program layanan anak usia dini adalah membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap pengetahuan, keterampilan dan kreativitas yang diperlukan oleh anak. Adapun tujuan utama dari progam pengembangan PAUD di Indonesia yaitu untuk membantu anak Indonesia yaitu untuk membantu anak agar berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa depan, sehingga tujuan penyertanya adalah untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan akademik.

 

 

 

 

2.3 Metode pembelajaran anak usia dini

            Secara kuantitas jumlah anak usia dini di Inonesia memang relatif tinggi,namum demikian sebagian besar dari mereka belum terlayani pendidikannya. Dari sebanyak sekitar 13,5 juta anak usia 0-3 tahun ternyata baru hanya 2,5 juta atau 18,74%n yang terlayani. Sementara anak usia 4-6 tahun terdapat 12,6 juta jiwa, namun baru sekitar 4,6 juta atau 36,54% yang terlayani pendidikannya. Secara kuantitatif anak usia dini kita yang terlayani pendidikannya masih relatif sangat sedikit jumlahnya.

            Oleh masyarakat, PAUD diidentikkan dengan TK. Tentu pendapat ini kurang tepat mengingat TK hanya di lalui selama 1-2 tahun, itu pun jika anak sempat mengalami pendidikan TK. Mengingat batasan PAUD adalah usia 0-6 tahun,PAUD lebih banyak dilaksanakan keluarga. Dengan demikian keluargalah yang bertanggung jawab pada PAUD.

            Proses pembelajaran PAUD pada umumnya dilandasi oleh 2 teori belajar yaitu, (1) behaviorisme atau teori perkembangan perilaku, dan (2) konstruktivisme atau pembelajran yang bersifat generatif. Kedua proses memiliki karakteristik yang  berbeda, aliran behavoiorisme menekankan pada hasil dari proses belajar, dan aliran konstruktivisme menekankan paa hasil belajar.

            Metode pembelajaran untuk anak usia dini hendaknya menantang dan menyenangkan, melibatkan unsur bermain, bergerak bernyanyi dan belajar. Beberapa metode yang sering digunakan untuk proses belajar mengajar adalah :

1.       Metode Bermain

Bermain merupakan pekerjaan masa kanak-kanak dan cermin pertumbuhan anak. Bermain merupakan kegiatan yang memberikan kepuasan bagi diri sendiri. Melalui bermain anak memperoleh pembatasan dan memahami kehidupan. Bermain merupakan kegiatan yang memberikan kesenangan dan dilaksanakan untuk kegiatan itu sendiri, yang lebih ditekankan pada caranya dari pada hasil yang diperoleh dari kegiatan itu. Dengan demikian bermain merupakan berbagai macam bentuk kegiatan yang memberikan kepuasan pada diri anak yang bersifat non serius.

Menurut Gordon dan Brown, dalam permainan ada 16 nilai bermain bagi anak, yaitu:

  1. Bermain membantu pertumbuhan anak
  2. Bermain merupakan kegiatan yang dilakuakan secara sukarela
  3. Bermain memberi kebebasan anak untuk bertindak
  4. Bermain memberikan dunia khayal yang dapat dikuasai
  5. Bermain mempunyai unsur berpetualang di dalamnya
  6. Bermain meletakkan dasar pengembangan bahasa
  7. Bermain mempunyai pengaruh yang unik dalam pembentukan hubungan antar pribadi
  8. Bermain memberi kesempatan untuk menguasai diri secara fisik
  9. Bermain memperluas minat dan pemusatan perhatian
  10. Bermain merupakan cara anak untuk menyelidiki sesuatu
  11. Bermain merupakan cara untuk mempelajari peran orang dewasa
  12. Bermain merupakan cara dinamis untuk belajar
  13. Bermain menjernihkan pertimbangan anak
  14. Bermain dapat distruktur secara akademis
  15. Bermain merupakan kekuatan hidup
  16. Bermain merupakan sesuatu yang esensial bagi kelestarian hidup manusia

Oleh karena begitu besar nilai bermain dalam kehidupan anak, maka pemanfaatan kegiatan anak usia dini dengan menggunakan metode bermain di play group Alvi Hidayah merupakan syarat mutlak yang tidak bisa diabaikan. Bagi anak usia dini belajar adalah bermain dan bermain sambil belajar.

2.       Metode Cerita

Bercerita merupakan salah satu metode untuk mendidik anak. Berbagai nilai-nilai moral, pengetahuan dan sejarah dapat disampaikan dengan baik melalui bercerita. Cerita ilmiah maupun fiksi yang disukai oleh anak-anak dapat digunakan untuk menyampaikan pengetahuan. Cerita dengan tokoh yang baik, kharismatik menjadi alat untuk mengembangkan sikap yang baik kepada anak-anak. Sebaliknya tokoh yang jelek, jahat dan kejam, mendidik anak untuk tidak berperilaku seperti itu, karena pada umumnya tokoh jahat diakhir cerita akan kalah dan sengsara. Cerita tentang pahlawan dan pemikirannya yang cerdas dari para pahlawan dapat mendidik anak agar kelak anak memiliki jiwa kepahlawanan.

Bercerita mempunyai makna penting bagi perkembangan anak usia dini, karena melalui bercerita dapat :

1.       Menanamkan nilai-nilai budaya

  1. Menanamkan nilai-nilai sosial
  2. Menanamkan nilai-nilai agama
  3. Menanamkan etos kerja dan etos waktu
  4. Membantu mengembangkan fantasi anak
  5. Membantu mengembangkan dimensi bahasa anak

3.       Metode Proyek Sederhana

Metode ini melatih anak bekerja sama dengan kelompok kecil antara 3-4 anak. Setiap kelompok diberi proyek kecil, misalnya menemukan berbagai jenis daun dan mengecapnya dengan berbagai warna pada sehelai kertas manila. Anak-anak dalam satu kelompok menghasilkan satu karya. Begitu pula proyek-proyek kecil seperti pengamatan dan percobaan dapat dikerjakan anak. Metode ini melatih anak bekerja sama dan mengembangkan kemampuan sosial.

Kegiatan  proyek  sederhana  mempunyai  makna  penting  bagi  anak  usia dini,  antara lain :

  1. Didalam kegiatan bersama, anak belajar mengatur diri sendiri untuk bekerja sama dengan teman dalam memecahkan suatu masalah
  2. Dalam kegiatan bersama pengalaman akan sangat bermakna bagi anak. Misalnya pengalaman anak dalam melipat kertas akan menjadi sangat bermakna untuk membuat hiasan dinding dalam rangka menyiapkan ruangan untuk pesta.
  3. Berlatih untuk berprakarsa dan bertanggung jawab
  4. Berlatih menyelesaikan tugas yang harus diselesaikan secara bebas dan kreatif

4.       Kerja kelompok besar

Metode ini hampir sama dengan metode proyek sederhana. Bedanya terletak pada jumlah kelompok besar, yaitu satu kelas penuh untuk membuat sesuatu. Misalnya untuk mendirikan tenda dikelas secara bersama-sama, semua anak memegang peran, guru bertugas memberi aba-aba. Anak biasanya merasa sangat puas setelah berhasil mengerjakan sesuatu bersama-sama.

5.       Karyawisata

Bagi anak usia dini karyawisata berarti memperoleh kesempatan untuk mengobservasi, memperoleh informasi atau mengkaji segala sesuatu secara langsung. Karya wisata berarti juga membawa anak didik ke obyek-obyek tertentu sebagai pengayaan pengajaran, pemberian pengalaman belajar yang tidak mungkin diperoleh anak di dalam kelas.

6.    Metode tanya jawab

Dalam proses belajar mengajar metode ini mempunyai makna penting bagi perkembangan anak usia dini, karena melakukan tanya jawab dapat meningkatkan ketrampilan berkomunikasi dengan orang lain.

7.       Metode Demonstrasi

Demonstrasi berarti menunjukkan, mengerjakan dan menjelaskan. Jadi dalam metode demonstrasi guru menunjukkan dan menjelaskan cara-cara mengerjakan sesuatu. Melalui demonstrasi anak-anak diharapkan dapat mengenal langkah-langkah pelaksanaan.

Demonstrasi mempunyai makna yang penting bagi peserta didik anak usia dini, yaitu antara lain :

  1. Dapat memperlihatkan secara konkret apa yang dilakukan atau diperagakan
  2. Dapat mengkomunikasikan gagasan, konsep dan pronsip dengan peragaan
  3. Membantu mengembangkan kemampuan mengamati secara teliti dan cermat
  4. Membantu mengembangkan kemampuan untuk melakukan segala pekerjaan secara teliti, cermat dan tepat
  5. Membantu mengembangkan kemampuan peniruan dan pengenalan secara tepat

8.       Metode Pemberian Tugas

Pemberian tugas merupakan pekerjaan tertentu yang dengan sengaja harus dikerjakan oleh anak yang mendapat tugas. Pemberian tugas ini bisa dalam bentuk kesempatan melaksanakan kegiatan sesuai dengan petunjuk langsung guru. Dengan pemberian tugas anak dapat melaksanakan kegiatan secara nyata dan menyelesaikannya sampai tuntas. Tugas dapat diberikan secara berkelompok atau perorangan.

9.       Cyrcle time

Metode pembelajaran ini dilakukan dengan anak-anak duduk melingkar dan guru berada di tengah lingkaran. Berbagai kegiatan, seperti membaca puisi, bermain peran, bernyayi, mengaji atau bercerita dan lain sebagainya. Metode ini dimaksudkan agar anak-anak bisa fokus terhadap materi yang sedang disampaikan.

 

 

 

 


 

BAB III

PENUTUP

 

3.1 Kesimpulan

·        Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan dasar bagi anak usia 0-6 tahun sebagai pondasi agar anak siap menerima pendidikan di masa yang akan datang.

·        Tujuan pendidikan anak usia adalah untuk membentuk anak yang berkualitas , yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehijngga memiliki kesiapan yang optimal dalam memasuki pendidikan dasar.

·        Metode yang digunakan berfariasi agar anak lebih mudah menerima stimulasi.

 

 

 

 


 

DAFTAR PUSTAKA.

Adalilla, S. (2010). Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini.Bandung: Refika Aditama.

John W. Santrock (2007). Perkembangan Anak Jilid 1 Edisi kesebelas .Jakarta : PT. Erlangga.

Isjoni (2014). Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung : Alfabeta

Sujiono, Yuliani Nuraini (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT. Indeks

Ann Miles Gordon and Kathryn Williams Browne, Beginning and Beyond: Foundation in Early Childhood Education (New York: Delmar Publishing Inc., 1985), 266.

Comments